Jumat, 16 Maret 2012

chapter 1

Hari ini adalah hari yang baru.


aku dekatkan wajahku pada cermin persegi panjang yang terpasang dengan baik di kamarku. melihat lebih seksama perbedaan yang tampak hari ini, seraya menarik senyum dari bibirku yang tipis. Perbedaan terlihat mencolok di kepalaku, ya.. akhirnya kutemukan hari yang tepat untuknya.


kupulas sedikit bedak tabur faforitku, kugarisis kelopak mataku dengan eyeliner, kuwarnai bibir kecilku dengan pemulas bibir, ya aku siap memulai hari ini, batinku. kuraih tas hitam itu dan pergi segera ke kampus.


sepanjang jalan menuju kampus, aku merasa ada hal yang mengganjal. aku merasa semua tatapan mata menuju ke arahku. atau inikah rasanya menjadi sesuatu yang baru? yang berbeda dari biasanya? sekejap rona wajahku memerah. aku tidak biasa menjadi pusat perhatian. hal ini berlanjut dikampusku, di tempat dimana aku menimba ilmu. sampai seorang teman menyapaku, "hai lin, aku sampai pangling, selamat yaaa.." Dona yang pertama kali menyapaku kala itu.


Namaku Alin, aku mahasiswi sastra inggris disebuah universitas negri terkemuka di daerah Bandung, ya, tempat impianku. obsesi ku untuk menjadi mahasiswa universitas ini terwujud, seseorang lah yang menjadi motifasiku, seseorang dimasa lalu yang bisa dibilang sempat membuat aku patah hati. tapi, yasudahlah aku sudah ikhlas. aku sudah mulai bisa melupakannya. dan disinilah aku seharusnya berada.


"hai Don," sapa ku, "iya, insyaAllah, doain lanjut yaa. aku sambil belajar hehe." jawabku atas pernyataan Dona.


"ga papa lin, emang harus dimulai ko, tinggal aku nih bingung belum ada keyakinan kuat buat pakenya"


"aku tunggu ya Don, oiya kelasnya diruang apa? lupa terus deh."


"di B301 lin, ke kantin dulu ya mau beli basreng nih."


"Oke"


Kantin bukanlah tempat yang nyaman untukku saat ini, rasa segan ini terus membuntuti setiap langkahku, untung ada Dona yang selalu menemaniku untuk bersenda gurau, jadi aku sedikit lupa akan rona merah diwajahku ini.


"aneh ga sih Don aku hari ini?"


"engga ko lin, ko nanya gitu sih?"


"habisnya aku bingung ko kayanya pada ngeliatin gitu, kaya orang aneh aja."


"bukan aneh lin, kan baru hari pertama, wajar ko."


kata-kata Dona sedikit membuatku lega.


Keputusanku ini sejujurnya tanpa sangkut paut satu orang pun. orang tuaku pun belum mengetahuinya. sebenarnya aku ingin memberikan mereka kejutan, karena hal inilah yang selalu mereka tanyakan padaku. pacar. ya aku punya pacar. mungkin dia lah salah satu yang sedikit tidak suka dengan keputusanku. entah mengapa, tapi dia cukup kaget dan berubah setelah mengetahui keputusanku ini.


keputusanku ini bisa dikatakan sangat singkat. tanpa persiapan apapun. keinginanku datang begitu saja tanpa harus aku bayangkan. atau mungkin ini yang dikatakan panggilan hati? aku sih sedikit meragukannya. karena menurutku niatlah yang menjadi aspek terbesar dalam sebuah keputusan. atau anggap saja ini waktu yang tepat untukku, mungkin belum waktu yang tepat untuk teman-temanku lainnya.


Masalah pertama datang dari orang terdekatku, ya pacarku. entah apa alasannya tetapi ia mengaku kurang menyukai aku dengan hal baruku ini. sedikit tidak masuk akal, tapi aku tidak bisa menyalahkan dia. dia pun tidak bisa menyalahkan aku. ini bukanlah masalah salah siapa atau siapa tetapi mau atau tidak mau. Karena setelah aku menjalani keputusanku ini tentunya harus ada yang lebih baik dari diriku. Jujur saja, sampai saat inipun aku belum sepenuhnya menjadi orang yang sesuai dengan ini, tapi setidaknya keputusanku membuat aku berangsur-angsur memahami seperti apa seharusnya diriku. keadaan yang semakin rumit dan perbedaan pendapat yang berkepanjangan membuat aku harus rela meninggalkan dia. aku hanya ingin menjadi seseorang yang lebih baru dari sebelumnya dan dia kurasa belum bisa mendampingiku untuk itu. Bukanlah sebuah hal yang mudah untuk bangkit dan merubah segalanya. hidupku kuharap masih panjang, agar aku mampu membenahinya sebelum tiba masa akhirku.


Keadaan ini berangsur-angsur membaik. aku mulai beradaptasi dengan perubahanku. terkadang sesuatu membuatku goyah tetapi keluarga dan teman-temanku membuatku kembali pada pendirianku sendiri. Hari-hariku mulai seperti biasa lagi, tertawa maupun sedih berjalan dengan semestinya. aku mulai menemukan cara untuk mengatasi setiap kesedihan yang aku hadapi. entah karena keputusan yang sedang aku jalani atau waktulah yang membuat aku menemukannya. kuanggap saja keduanya saling berkaitan, toh mereka tidak membawa dampak yang negatif untuk hidupku. jadi, aku syukuri saja.


Seperti kebanyakan perempuan seusiaku, akupun pernah merasakan sesuatu hal yang berbeda dengan lawan jenisku. Bukankah itu hal yang wajar? aku mempunyai sepasang mata dan sebuah hati yang bisa saja terlena oleh ciptaan Tuhan. Namanya Gani, dia adalah seniorku di kampus. Sebenarnya dia tidak setampan yang kalian bayangkan, hanya saja dia mampu membuat aku terdiam ketika dia melewatiku. entah hormon apa yang merasuki hatiku dan jiwaku, tapi aku tertarik padanya. tertarik akan caranya melangkah, caranya berbicara dan caranya tertawa. Tapi sayangnya, dia hanya menganggapku seperti yang lainnya. Bukan suatu hal yang baru untukku. mengingat aku bukanlah perempuan yang secara fisik sangat menawan. jadi kuanggap saja ini hal lalu. Tapi tetap saja sulit bagiku untuk menerimanya. Hal ini sudah hampir menyita separuh waktuku, dan akupun harus segera beranjak. Jadi kubiarkan saja bayangannya menghilang secara perlahan dari hidupku. Tanpa menghapus kenangan indah yang pernah ia torehkan di bagian hidupku lainnya. Terima kasih ya Gani.


Beruntungnya aku, mempunyai segerombolan perempuan yang bisa menghilangkan sejenak sisi Gani dari hidupku. Ya mereka Dona, Aini, Hilma, Vidi, Tika, dan Anti. Mereka selalu dapat menghabiskan waktuku dengan baik. Kami bukanlah segerombolan yang anak SMA biasa menyebutnya dengan "geng", kami masih mempunyai teman lain diluar sana, hanya saja untuk hal-hal yang menurutku lebih rahasia, aku biasa bercerita kepada mereka. Mereka yang lebih aku percaya dibanding yang lainnya tanpa mengurangi teman-temanku untuk bercanda tawa.


Mereka adalah teman yang aku kenal sejak pertama kali aku menginjakkan kaki di kampus ini.

Tidak ada komentar: